My Braces Story (1) - Persiapan
cips
August 05, 2019
1 Comments
Yak
kali ini aku mau cerita pengalaman sendiri menggunakan behel. Awal cerita
memiliki keinginan memasang behel adalah sejak SMA kelas XII. Tapi kehalang
restu orang tua dan uang juga belum punya, maka sebagai anak yang penyabar
memilih untuk menahan keinginan :). Kemudian
ketika masuk ke masa-masa kuliah, keinginan untuk memasang behel tetap membara.
‘Pasang behel!’ ada di dream lists paling pertama wkwkw.
Aku
mencari info tempat pemasangan behel via website ataupun teman. Aku juga suka
membaca cerita pengalaman orang yang memakai behel di blog pribadi mereka.
Kenapa mereka memutuskan pakai behel. Bagaimana perubahan sebelum dan sesudah.
Berapa budget yang diperlukan. Dimana
mereka mempercayakan gigi mereka di utak-atik. Dll.
Tahun
2016, aku harus mencabut gigi geraham bawah sebelah kiri karena mahkota giginya
hampir habis :’). Sebenarnya gak sakit sih tapi sisa makanan suka nyelip disitu
dan akhirnya aku memilih Tami Dental Care di Jalan Raya Bojongsoang persis di
seberang gang kost-an ku. Pelayanannya bagus, tempatnya bersih dan wangi,
nuansa pink keunguan. Tapi ssssttttt aku dagdigdug karena gigi ini mau dicabut
hihi. Saat namaku dipanggil ke ruang tindakan, aku disapa ramah oleh drg.
Destya. Oiya sebelum tindakan pencabutan, gigi kita harus di rontgen. Aku
rontgen di Pramita Lab. Harga rontgen gigi jenis periapical sekitar Rp.
250.000. Cukup mahal untuk ukuran anak kuliahan ya hahaha. Periapical X-Ray
adalah jenis rontgen untuk mengetahui keseluruhan gigi mulai dari mahkota gigi
sampai akar dan tulang yang menokong gigi kita.
Periapical X-Ray |
Aku dibius. Gusinya maksudku. 3 kali suntikan. Cetrut cetrut cetrut gitu bunyinya, makin lama yang kurasa bibir ini makin kebal akibat bius. Selama tindakan aku cuma bisa merem dan bertanya-tanya dikepala kapan ini berakhir, Tuhan. 1 jam kemudian gigiku berhasil keluar. Horeee. Bibirku masih kebal, jadinya belum terasa sakit. Harga cabut 1 biji gigi yang gak utuh ini sekitar Rp. 300.000. Fix makan Indomie!! Hahaha.
Eits
belum lagi beli obat penahan nyeri, tapi lupa harganya. Aku juga dikasi kapas
yang berbentuk silinder sama dokter, katanya bakal banyak darah hohoho. Yes I’m
bleeding~ . Kemudian di malam itu aku meringis. Efek bius telah usai. Selamat
menikmati Syif!! :D
Tahun
2018 aku sudah bekerja. Seperti pada tahun sebelumnya, dream list pertama aku masih belum tercapai. Tekad semakin membara,
niat semakin terkumpul, keinginan semakin kuat. Uang. Aku butuh uang banyak.
Gak mau ngerepotin orang tua ceritanya. Selama 1 tahun bekerja aku akhirnya
bisa menyisihkan pundi-pundi untuk keinginan yang satu ini hihi. Selama 1 tahun
pula aku terus coba merayu minta restu orang tua. Alhamdulillah di acc. Yeyyy.
Januari
2019. Berkas hasil survey ku mengenai kegiatan memasang behel sudah ditangan
*cielahh. Mental sudah siap. Uang juga udah ada. Tapi ternyata lagi-lagi
ditunda, bung. Aku kepentok diklat yang berbau militer selama 10 hari. Sabar
Syif~. Setelah diklat yang berbau militer, aku lanjut ke diklat yang menguras
otak selama 1,5 bulan. Sabar Syif belum saatnya (lagi).
Mei
2019. Capek menahan asa, dengan tekad yang sudah sangat-sangat bulat dan izin
orang tua sudah dalam genggaman, aku mempercayai gigiku di FDC Dental Clinic.
Karena kost ku di daerah Kemanggisan, cabang yang terdekat adalah di FDC Hasyim
Ashari di Jakarta Pusat.
20
Mei 2019. Hari Senin, konsultasi pertamaku di FDC Hasyim Ashari hihi. Tempatnya
bersih, nyaman, wangi, nuansa hijau, homey banget, estetik, instagramable parah!
Cekrek cekrek cekrek (kerjaan sang
fotografer amatir). Oya Jadwal konsultasi pukul 12:40.
"Kak
Syifa Ariandini” panggil Asisten Dokternya. “Ikut saya ke atas ya"
“Baik”
responku.
Buset,
di lantai 2 juga estetik ya.
Masuk
ke ruangan.
“Hallo
Syifa” sapa drg. Novita sembari menjabat tanganku.
“Hallo
juga dok”.
Selama
konsultasi ke-0 ini drg. Novita menjelaskan bagaimana prosedur pre-pemasangan
behel, pemasangan behel, dan pasca-pemasangan behel. Kemudian menjelaskan jenis
paket behel yang tersedia di FDC terutama kelebihan tiap paket baik dari jenis
dan harganya. Informasi yang cukup jelas bagi pasien pemula seperti aku.
Pilihan
ku jatuh pada paket Premium Diamond Braces. Hanya behel metal biasa soalnya gak
mampu deh kalo pilih paket behel damon. Jiwa kemissqueenan bergejolak hahaha.
Paket Behel di FDC |
Setelah
memilih paket, saatnya tidur di dental chair. Hmm it reminds me of something. The
smell, the tools, the feelings. Oh wait! Aku pernah ketakutan baring disini
hahahaha. Cabut gigi! Iya saat itu baring disini gara-gara gigiku dicabut.
Dokter
mulai melihat susunan gigiku. “Scaling dulu yuk” Katanya.
Hmm
ternyata scaling gak sakit. Setelah di scaling, gigiku rasanya enteng, banyak
amat jigongnya dong Syif.
Setelah
scaling, prosedur selanjutnya adalah cetak gigi. Rasanya kayak mint, cukup
tahan sekitar 1 menit dan gigi udah tercetak deh.
Oiya
ada negoisasi jadwal pemasangan behel. Aku pilih tanggal 31 Mei 2019 yang mana
itu adalah H-4 lebaran hihihi. Sengaja. Biar pas pulang kampung gigiku berpagar
:D *nyombong. Aku selalu dapat testimoni para tetua behel mereka bilang bakalan
sakit lah, sariawan lah, susah makan lah tapi masa bodo sih karena aku gak mau
menunda lagi hehehe. Pada hari itu aku bayar DP aja karena dipaket tertera
bebas biaya konsultasi, scaling, dan cetak gigi. Total yang aku bayar pada tanggal 20 Mei 2019 adalah Rp. 1.005.000,-
25
Mei 2019. Aku ke Pramita Lab di daerah Jakarta Barat, deket banget sama kost
aku. Disana aku melakukan rontgen panoramic dan cephalometric. Total yang aku bayar pada tanggal 25 Mei
2019 adalah Rp. 582.000,-
Biaya Konsultasi ke-0 |
Biaya Rontgen |
Sekian
dulu My Braces Story Bagian 1 ya guys~.
Bagian 2 lagi otewe nich. Doain rampung
yak hehe.